Sabtu, 08 September 2012
Arti Lambang UGM
Buat yang belum tahu, wajib nih tahu soal arti lambang UGM (Universitas Gadjah Mada), apalagi buat mahasiswa UGM adalah suatu keharusan hehee ^^
ARTI LAMBANG UGM
Bentuk lambang UGM
Bentuk lambang UGM bisa dibagi menjadi tiga, yaitu:
• Pusat lambang. Ia berupa surya atau matahari yang berlubang dan memancarkan sinar dalam bentuk lima kesatuan kumpulan sinar. Setiap kesatuan kumpulan sinar terdiri dari sembilan belas sorot sinar. Warna surya dan sinar, kuning emas;
• Dua lingkaran di tengah-tengah matahari. Lingkaran bagian dalam memuat huruf-huruf menyembul berbunyi GADJAH MADA. Lingkaran bagian luar memuat tulisan UNIVERSITAS pada bagian atasnya dan tulisan JOGJAKARTA pada bagian bawahnya. Kedua bentuk lingkaran ini bersusun, sehingga mirip surya kembar. Sedangkan lima kesatuan kumpulan sinar surya berbentuk Kartika atau Bintang Segi lima;
• Lima songkok. Pada lambang dilindungi oleh lima songkok bewarna putih, yaitu topi kebesaran panglima. Di antara songkok-songkok tersebut terdapat lima tombak bewarna kuning.
Lambang ini diwujudkan antara lain pada:
• Pakaian Jabatan Guru Besar UGM dalam bentuk topi bersegi lima, di mana setiap seginya berbentuk songkok. Tepi balik toga berbentuk lima songkok pula. Sedangkan bagian punggung, leher, dada dan lengan terbuat dari beledru berwarna hitam, dengan lambang lima songkok pada leher dan lengan
• Duaja Universitas, yaitu di atas alas berwarna kuning emas dan putih, dan
• Tongkat pedel, yaitu di bagian ujung dan bersisi dua.
Arti Lambang
Sedangkan arti dari lambang tersebut bisa diuraikan dalam enam bagian, yaitu:
1. Surya dengan sinarnya dan kartika bersegi lima berwarna kuning emas melambangkan bahwa Universitas Gadjah Mada adalah Universitas Pancasila, Lembaga Nasional Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan bagi Pendidikan Tinggi berdasarkan Pancasila, yang memancarkan ilmu pengetahuan. kenyataan dan kebajikan.
2. Titik pusat lambang berupa matahari berlubang atau "surya binolong". Kata "surya" mengandung makna angka "satu" dan "binolong" mengandung makna angka "sembilan", sehingga bentuk "surya binolong" atau matahari berlubang mengandung makna "satu" dan "sembilan", yang bisa dibaca 19. Setiap kesatuan kumpulan sinar pun terdiri atas sembilan belas sorot sinar, yang juga mengandung makna angka 19, tanggal pendirian UGM.
3. Dua bentuk lingkaran bersusun yang melingkari lubang titik pusat lambang di dalam lima kesatuan kumpulan sinar surya berbentuk bintang segi lima, yang serupa dengan surya kembar di dalam Kartika atau Bintang. Kartika me. ngandung makna "satu" dan surya kembar mengandung makna "dua", sehingga bentuk surya kembar ini mengandung makna angka satu dan "dua", yang bisa dibaca 12. Angka 12 ini adalah nomor bulan Desember, bulan pendirian UGM.
4. Songkok dan Tombak masing-masing berjumlah lima melingkungi Surya dan Kartika, melambangkan sifat pahlawan dan perjuangan nasional UGM yang selalu siap sedia dan waspada. Keseluruhannya diliputi dan diresapi Pancasila, semuanya itu melambangkan sifat UGM sebagai monumen perjuangan Pancasila berdasarkan Pancasila.
5. Kesatuan kumpulan Sinar, Segi Kartika, Songkok, dan Tombak, masing-masing berjumlah 5 (lima). Semuanya melambangkan Pancasila, sehingga UGM memiliki dasar, sifat, dan tujuan, hakekat pahlawan serta perjuangan nasional demi Pancasila.
6. Warna putih melambangkan sifat kesucian. Warna kuning emas melingkari warna putih pada hakikatnya merupakan satu "sengkalan memet", yaitu rumusan kata-kata yang menyiratkan pertalian makna warna putih dan warna kuning emas, yang berbunyi: murnining suci margining kanyatan atau kemurnian kesucian adalah jalan kenyataan. Katimat ini melambangkan angka tahun 1949, yaitu tahun pendirian UGM.
Kata "Murni" mengandung angka 9; "Suci"dilambangkan angka 4; " Marga" dilambangkan angka 9, sedangkan "kenyataan" dilambangkan angka 1. Semua ini,bila dibaca dari belakang, mempunyai nilai 1949.
http://www.google.co.id/search?q=arti+lambang+UGM&hl=id&prmd=imvns&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ei=37IgUKSvN4ftrAfwrIC4CA&ved=0CFMQsAQ&biw=1280&bih=586
Diposting oleh
Rafika Fitri Qonita
di
05.17
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Kamis, 06 September 2012
Bowl of Hygeia
Kemarin udah arti Gedung Pusat UGM, sekarang pindah ke Farmasi yak :D Tahu kan lambang di apotek-apotek yang ada mangkuk sama ularnya itu... Bowl of Hygeia namanya, mungkin udah banyak juga yang tahu, tapi buat yang belum tahu, mungkin bisa mbaca-mbaca dikit lah dari sini ^^
Gelas/mangkuk (cup atau bowl) yang ada di lambang farmasi adalah milik Hygeia, yakni seorang anak dari Asclepius (Dewa pengobatan dan penyembuhan dalam mitologi yunani), dan Hygeia adalah dewi kesehatan, kebersihan dan sanitasi.
Sedangkan Ular yang melilit mangkuk, merupakan staf dari Asclepius. Ascleipus bertemu dengan ular tersebut pada suatu hari ketika Ascleipus dipanggil untuk menyembuhkan seorang laki-laki yang sekarat di dalam rumah, ia mengurung diri bersama lelaki itu di kamarnya.. memang sudah terlambat, lelaki itu telah meninggal.. Tetapi ketika Asclepius mulai putus asa, tiba-tiba datang seekor ular mendekati tongkatnya. Karena kaget, Asclepius pun membunuhnya. Lalu datanglah ular kedua, membawa selembar daun yang kemudian menghidupkan kembali ular yang sebelumnya tewas. Ular yang membawa daun itu kemudian melilit di tongkat Asclepius, dan Asclepius menggunakan daun yang dibawa ular itu untuk menghidupkan lelaki yang telah meninggal tersebut. Sejak saat itu, ular kedua yang datang tersebut menjadi staf dari Ascleipus.
Kemudian secara keseluruhan, lambang farmasi (bowl of Hygeia) merupakan patung yang menggambarkan dewi Yunani-Hygieia yang sedang memegang mangkuk dengan ular jinak yang mengitarinya dan seolah minum dari mangkuk tersebut. Beberapa orang berpendapat bahwa mangkuk Hygeia dan ular merupakan simbol keseimbangan alam di muka bumi. Ular menggambarkan pasien yang bebas memilih untuk mengobati dirinya sendiri atau tidak. Menurut kepercayaan Yunani kuno, ular yang melilit pada mangkuk menggambarkan kebijaksanaan dan kesembuhan. Hal ini dikarenakan ketika orang mati akan berada pada alam baka yang entah baik atau buruk dan ular dipercaya bisa berkomunikasi dengan orang mati tersebut. Bahkan ular juga dipercaya bisa membawa jiwa orang yang telah meninggal untuk membantu kehidupan. -Rafika Fitri Qonita-
Sumber:
http://siskhana.blogspot.com/2010/01/arti-lambang-farmasi-bowl-of-hygiea.html
http://chaerunasa.blogspot.com/2010/06/arti-dari-lambang-farmasi-apotek.html
Diposting oleh
Rafika Fitri Qonita
di
17.46
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Rabu, 05 September 2012
Arti Gedung Pusat UGM
Sebelumnya belum begitu tahu dan tidak tahu juga kalo ternyata Gedung Pusat UGM ada artinya tersendiri. Tapi karena ada tugas dari p2smb (sebutan ospek kami), sontak para GaMaDa (sebutan maba UGM) fakultas farmasi 'googling' dan mencari-cari apa arti sebenarnya dari Gedung Pusat itu sendiri. Dan ini dia hasilnya...
ARTI GEDUNG PUSAT UGM
Gedung Pusat menghadap ke utara, menghadap Merapi. Menghadap ke utara itu bermakna menyambut datangnya Budha. Rakyat Majapahit percaya bahwa Budha ada tiga, yaitu Budha Utara atau Budha dahulu, Budha Tengah atau Budha sekarang, dan Budha Selatan atau Budha yang akan datang. Mereka percaya Budha datang dari utara, dan Ratu menyambut Budha.
Memang ada pertalian antara UGM dengan kerajaan Majapahit. Ini dikarenakan nama besar Gadjah Mada yang disandang oleh UGM. Karena berkiblat ke Majapahit maka pola-pola Majapahit, pada waktu itu, banyak digunakan sebagai landasan, termasuk di antaranya ketika membangun Gedung Pusat UGM. Lazimnya kerajaan pada masa lalu yang dibangun selalu berdekatan dengan sumber air maka lokasi pembangunan Gedung Pusat UGM pun dipilih berdekatan dengan sumber air, yaitu kawasan lembah UGM. Karena seperti membangun istana Majapahit, gedung Pusat UGM juga dibangun lengkap dengan pilar-pilar besar.
Gedung Pusat UGM, yang berarsitektur Indisch (gaya arsitektur yang lazim digunakan pada masa itu) memiliki makna filosofi yang tinggi. Pilar-pilar besar itu menggambarkan karakter disiplin, wibawa, keteraturan, dan kekuatan. Tata tamannya berkonsep minimalis, semua serba teratur, simetris, hanya dihiasi cemara dan rumput. Lalu ada pula ornamen lung-lungan. Arsiteknya benar-benar sangat cermat. Karenanya, peninggalan sejarah ini tidak boleh diubah apalagi dirusak.
Rencana semula atap Gedung Pusat UGM akan dibuat flat. Namun Senat Universitas saat itu menghendaki model atap rumah Jawa, yaitu limasan. Dalam konsep Budha atau Hindu ada istilah pencerahan. Interaksi dalam diri manusia, interplay, lalu ke atas, menuju Tuhan, begitu alasannya.
Sebagaimana Gedung Pusat UGM, tata jalan di dalam kawasan kampus UGM juga diarahkan menuju utara, menuju Merapi.
Di halaman Gedung Pusat UGM juga ditanam pohon bodhi, yang diperoleh dari hasil stek pohon bodhi yang ada di candi Borobudhur.
Gedung Pusat UGM didirikan sesuai dengan kosmologi Jawa, dengan sumbu Kridosono-Boulevard-Lapangan Pancasila-Gedung Pusat UGM-Merapi, sejajar dengan poros utama Laut Selatan-Panggung Krapyak-Keraton-Malioboro-Tugu-Merapi.
Tata ruang Gedung Pusat menghadap ke utara, arah Merapi, berdasarkan falsafah Tri Hitta Karana. Supaya tidak terkesan membelakangi Kraton Yogyakarta, marga utama ke Gedung Pusat UGM dibuat di sebelah selatan, yakni Boulevard UGM. Pembangunan kampus UGM dilengkapi dengan alun-alun yang saat ini menjadi Lapangan Pancasila.
Sumber:
Diposting oleh
Rafika Fitri Qonita
di
20.56
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook