Pages

Rabu, 05 September 2012

Arti Gedung Pusat UGM

Sebelumnya belum begitu tahu dan tidak tahu juga kalo ternyata Gedung Pusat UGM ada artinya tersendiri. Tapi karena ada tugas dari p2smb (sebutan ospek kami), sontak para GaMaDa (sebutan maba UGM) fakultas farmasi 'googling' dan mencari-cari apa arti sebenarnya dari Gedung Pusat itu sendiri. Dan ini dia hasilnya... ARTI GEDUNG PUSAT UGM
Gedung Pusat menghadap ke utara, menghadap Merapi. Menghadap ke utara itu bermakna menyambut datangnya Budha. Rakyat Majapahit percaya bahwa Budha ada tiga, yaitu Budha Utara atau Budha dahulu, Budha Tengah atau Budha sekarang, dan Budha Selatan atau Budha yang akan datang. Mereka percaya Budha datang dari utara, dan Ratu menyambut Budha. Memang ada pertalian antara UGM dengan kerajaan Majapahit. Ini dikarenakan nama besar Gadjah Mada yang disandang oleh UGM. Karena berkiblat ke Majapahit maka pola-pola Majapahit, pada waktu itu, banyak digunakan sebagai landasan, termasuk di antaranya ketika membangun Gedung Pusat UGM. Lazimnya kerajaan pada masa lalu yang dibangun selalu berdekatan dengan sumber air maka lokasi pembangunan Gedung Pusat UGM pun dipilih berdekatan dengan sumber air, yaitu kawasan lembah UGM. Karena seperti membangun istana Majapahit, gedung Pusat UGM juga dibangun lengkap dengan pilar-pilar besar. Gedung Pusat UGM, yang berarsitektur Indisch (gaya arsitektur yang lazim digunakan pada masa itu) memiliki makna filosofi yang tinggi. Pilar-pilar besar itu menggambarkan karakter disiplin, wibawa, keteraturan, dan kekuatan. Tata tamannya berkonsep minimalis, semua serba teratur, simetris, hanya dihiasi cemara dan rumput. Lalu ada pula ornamen lung-lungan. Arsiteknya benar-benar sangat cermat. Karenanya, peninggalan sejarah ini tidak boleh diubah apalagi dirusak. Rencana semula atap Gedung Pusat UGM akan dibuat flat. Namun Senat Universitas saat itu menghendaki model atap rumah Jawa, yaitu limasan. Dalam konsep Budha atau Hindu ada istilah pencerahan. Interaksi dalam diri manusia, interplay, lalu ke atas, menuju Tuhan, begitu alasannya. Sebagaimana Gedung Pusat UGM, tata jalan di dalam kawasan kampus UGM juga diarahkan menuju utara, menuju Merapi. Di halaman Gedung Pusat UGM juga ditanam pohon bodhi, yang diperoleh dari hasil stek pohon bodhi yang ada di candi Borobudhur. Gedung Pusat UGM didirikan sesuai dengan kosmologi Jawa, dengan sumbu Kridosono-Boulevard-Lapangan Pancasila-Gedung Pusat UGM-Merapi, sejajar dengan poros utama Laut Selatan-Panggung Krapyak-Keraton-Malioboro-Tugu-Merapi. Tata ruang Gedung Pusat menghadap ke utara, arah Merapi, berdasarkan falsafah Tri Hitta Karana. Supaya tidak terkesan membelakangi Kraton Yogyakarta, marga utama ke Gedung Pusat UGM dibuat di sebelah selatan, yakni Boulevard UGM. Pembangunan kampus UGM dilengkapi dengan alun-alun yang saat ini menjadi Lapangan Pancasila. Sumber:

0 komentar:

Posting Komentar