Pages

Sabtu, 20 Oktober 2012

Pergerakan Mahasiswa UGM



Untuk tugas minggu kedua ini soal ‘Pergerakan Mahasiswa UGM’. Ga banyak sih yang bisa aku masukin di sini. Tapi ga papa lah yaa daripada ga ada sama sekali. Selamat membacaaa ^^
Sebelum membahas tentang pergerakan mahasiswanya, kita perlu tau dulu, apa sih BEM KM UGM itu?
Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM) adalah organisasi intra kampus yang berdiri sejak tahun 1991. BEM KM UGM merupakan transformasi dari SMPT yang dievolusikan menjadi pemerintahan mahasiswa dan semenjak tahun 1998 memiliki perangkat negara mahasiswa yang lengkap. BEM KM UGM tahun 2012 memiliki kabinet Cinta, Cita, dan Karya yang dipimpin oleh Giovanni van Empel, mahasiswa FK UGM angkatan 2008. Sebagai gerakan mahasiswa dan organisasi mahasiswa, BEM KM UGM 2012 berusaha untuk mewujudkan pembangunan jati diri mahasiswa Gadjah Mada yang memiliki semangat perbaikan Indonesia dan UGM lewat cinta, cita, dan karya
Setelah tahu sedikit tentang BEM KM UGM, kita beralih ke salah satu kabar tentang mundurnya BEM KM UGM dari BEM SI. Memang hal ini sudah lumayan lama. Tapi mungkin masih ada beberapa orang, terutama mahasiswa-mahasiswa UGM yang belum mengetahuinya. Dari berita yang didengar, BEM KM UGM mundur dari BEM SI dikarenakan metode keduanya yang berbeda. Mungkin ada sedikit ketidakcocokan di antara keduanya, atau prinsip yang berbeda. Namun hal ini tidak membuat sesuatu yang ‘wow’ dari para anggotanya. Karena BEM SI sendiri adalah sebuah aliansi, bukan organisasi, dan sifatnya terbuka, sehingga memungkinkan BEM universitas manapun untuk masuk dan keluar.
Mahasiswa sudah terkenal dengan berbagai aksinya. Begitu pula dengan mahasiswa UGM sendiri. Sudah banyak aksi-aksi yang dilakukan. Sebagai contoh adalah aksi BEM KM UGM bulan Maret yang lalu tentang pemilihan rektor UGM.

Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) UGM, melakukan aksi longmarch dari kawasan bundaran UGM menuju gedung Rektorat,  Jumat, 9 Maret 2012. Aksi ini dimaksudkan sebagai bentuk pengawalan proses pemilihan rektor UGM 2012.
Koordinator aksi, Ahmad Rizky M. Umar, menuturkan, pemilihan rektor UGM merupakan momentum penting bagi kampus UGM di tengah nuansa transformasi dan modernisasi kampus yang menuai banyak kontorversi. Untuk itu, para mahasiswa melakukan konsolidasi dan kesatuan gerak untuk mendorong agar pada proses pemilihan rektor tersebut kepentingan mahasiswa bisa menjadi prioritas.
Setelah rangkaian rapat konsolidasi dan survey di dunia maya terhadap 400 responden, BEM KM UGM dan lembaga se-UGM merumuskan 8 cita untuk Gajah Mada yang terdiri dari 8 poin tuntutan mahasiswa. Tuntutan tersebut ditujukan pada siapapun rektor yang nantinya terpilih.
Poin tuntutan tersebut, di antaranya transparansi dan akuntabilitas, pendidikan karakter, pemerataan akses pendidikan, biaya kuliah berkeadilan, reformasi birokrasi, good university governance, evaluasi akademik, pembukaan ruang publik dan komunikasi.
Selain itu, ada aksi lain mengenai pemilihan rektor beberapa waktu lalu yang dilakukan oleh Garpu (Gerakan Mahasiswa Peduli UGM), yang menggelar aksi menggugat Pemilihan Rektor (Pilrek) UGM pada hari Rabu, 14 Maret 2012.
Aksi dilakukan sejak pukul 08.00 WIB dari Bundaran UGM. Dalam aksinya, Garpu membawa tiga keranda mayat sebagai simbol kematian demokrasi yang ada di UGM. Humas Aksi, Padhu mengungkapkan, pihaknya sangat kecewa dengan kinerja Panitia Ad-Hoc dan Majelis Wali Amanah dalam prosesi pemilihan rektor pada waktu itu. Pasalnya, PAH dan MWA dinilai tidak serius menggelar perhelatan mencari sosok orang nomor satu di UGM tersebut.
Dalam orasinya, ia menyatakan bahwa PHA menerapkan dualisme peraturan terkait pemilihan rektor kali ini. Hal ini dibuktikan dengan adanya keputusan pembatasan usia calon rektor UGM. Selain itu, PAH dan MWA tidak serius untuk menyelenggarakan Pilrek.
Dalam aksinya, massa meminta ketua MWA Sofyan Effendi untuk turun dari jabatan ketua MWA. Untuk menggambarkan kekecewaan tersebut, massa aksi membakar tiga keranda di depan rektorat UGM.
Dari contoh-contoh di atas dapat dilihat bahwa pergerakan mahasiswa UGM sendiri sangat nyata dan melakukan aksi-aksi tersebut bukan tanpa latar belakang yang jelas. Pergerakan mahasiswa juga tidak hanya dalam hal aksi-aksi yang biasa dilihat oleh masyarakat luas. Selain lewat jalur diplomatis, pergerakan mahasiswa juga nampak dalam prestasinya. Lewat berbagai lomba dan penelitian yang dilakukan, mahasiswa UGM membawa nama baik dirinya dan lingkungannya. Banyak juga pengabdian terhadap masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa. Tujuannya agar mahasiswa dapat bersinergi dengan rakyat. -Rafika Fitri Qonita-

0 komentar:

Posting Komentar